gunung merapi meletus | 23.54 |
Filed under:
|
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung berapi yang aktif di Indonesia yakni Merapi dikabarkan sore meletusnya. Gunung ini mengeluarkan awan panas sekitar pukul 17.02 WIB. Semburan awan panas mencapai ketinggian 1,5 kilometer. Hingga kini, warga di sekitar lereng Merapi sedang dievakuasi untuk menghindari hujan abu yang panas. Pemerintah belum bisa memastikan kerugian sarana dan prasarana infrastruktur akibat banjir bandang Wasior di Teluk Wondama, Papua Barat. "Belum ada perincian datanya, sehingga kami belum bisa hitung kerugian," kata juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum, Pandu Waskita, kemarin. Indonesia kembali berduka. Setelah Wasior, Papua Barat, dilanda banjir bandang pada awal Oktober lalu, kini Mentawai Sumatera Barat dan wilayah DIY-Jateng yang dilanda bencana alam. Ratusan jiwa telah menjadi korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, serta puluhan jiwa menjadi korban letusan Gunung Merapi di wilayah DIY-Jateng. 1.2 Rumusan Masalah a. Kapan gunung berapi mulai aktif? b. Apa yang terjadi di mentawai itu? c. Berapa kerugian akibat banjir bandang Wasior itu? 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui kapan gunung berapi mulai aktif b. Untuk mengetahui apa yang terjadi di mentawai itu c. Untuk mengetahui berapa kerugian akibat banjir bandang Wasior itu BAB II PEMBAHASAN 2.1 Gunung Merapi Meletus 26 Oktober 2010. Gunung berapi yang aktif di Indonesia yakni Merapi dikabarkan sore meletusnya. Gunung ini mengeluarkan awan panas sekitar pukul 17.02 WIB. Semburan awan panas mencapai ketinggian 1,5 kilometer. Hingga kini, warga di sekitar lereng Merapi sedang dievakuasi untuk menghindari hujan abu yang panas. Warga sekitar mengungsi turun untuk menghindari abu vulkanik dan letusan dari gunung Merapi. Ribuan warga yang hendak mengungsi diberikan masker gratis oleh petugas dari pemerintah daerah setempat dengan dibantu Tentara Nasional Indonesia dan Polisi. Masker tersebut digunakan lantaran asap vulkanik yang ditimbulkan terasa perih di mata dan membuat kepala pusing. Akibat dari Gunung Merapi Meletus ini, sedikitnya 14 korban mengalami luka bakar akibat terkena semburan awan panas Gunung Merapi pada pukul 17.02 dan 17.23 petang yang disusul dengan letusan sebanyak tiga kali pada pukul 18.00 WIB. Dikabarkan ada satu warga Sleman tewas dalam kejadian ini. bagaimana suasana saat-saat bencana tersebut terjadi. Suasana lalu lalang kendaraan dan orang-orang bergegas menuju tempat pengungsian. Gunung Merapi adalah salah satu gunung aktif di Indonesia yang sering menampakkan aktivitasnya. Puncak Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel terlihat dari Dusun Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (29/10/2010). Merapi mengeluarkan awan panas pada pukul 06.14 WIB yang diperkirakan mencapai 1,5 kilometer kearah barat. Saat keluar mulut gunung suhu awan panas bisa mencapai sekitar 1.000 - 1.100 derajat Celcius dan memiliki kecepatan luncur hingga 300 kilometer per jam. Terkait • Berbagai Penyakit Mengincar Pascabencana • Forum Gunung Slamet Belajar ke Merapi • Korban Letusan Merapi Dimakamkan Massal • Pebalap Serahkan Bantuan • Awan Panas dan Gempa Muncul Lagi Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel, Jumat (29/10/2010) pagi sekitar pukul 06.14 WIB. Luncuran awan panas kali ini diperkirakan mencapai 1,5 kilometer ke arah barat. Awan panas yang menggumpal terlihat dari Dusun Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Saat keluar mulut gunung suhu awan panas bisa mencapai sekitar 600 hingga 1.100 derajat celsius dan memiliki kecepatan luncur hingga 300 kilometer per jam. Ini merupakan letusan ketiga sejak Selasa (26/10/2010). Aktivitas Gunung Merapi kembali memperlihatkan peningkatan sejak Kamis sore. Bahkan pada malam harinya juga sempat terlihat. Tak hanya awan panas, sejak dini hari puncak Gunung Merapi juga terlihat meradang mengeluarkan lava pijar. Tim SAR dengan bantuan alat komunikasi dan pengeras suara tak henti-hentinya memberikan peringatan saat Merapi menyemburkan awan panas. 2.2 wasior Pemerintah belum bisa memastikan kerugian sarana dan prasarana infrastruktur akibat banjir bandang Wasior di Teluk Wondama, Papua Barat. "Belum ada perincian datanya, sehingga kami belum bisa hitung kerugian," kata juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum, Pandu Waskita, kemarin. Seminggu pascabencana, kata dia, pihaknya belum mendapat laporan resmi tentang kerusakan infrastruktur. Namun, berdasarkan laporan sementara, kerusakan mencapai 90 persen. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum memfokuskan pekerjaan pada pembersihan lokasi. Alat-alat berat untuk membantu pembersihan itu telah dikirim sejak pekan lalu. Alat berat juga disiagakan di Manokwari, berupa empat buldoser, empat ekskavator, dan dua loader. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, kata Pandu, akan datang ke lokasi bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu depan. Sebelumnya, Kepala Negara akan mendengarkan paparan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, yang telah mengunjungi Wasior. Agung datang bersama Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri, Menteri Kesehatan Endang Rahayu, dan Menteri Perhubungan Freddy Numberi pada pekan lalu. Lambannya penanganan bencana juga terlihat dari belum adanya data resmi jumlah pengungsi. "Ada hambatan masalah pendataan, ada yang datang dan pergi," kata Direktur Bantuan Sosial Bencana Alam Kementerian Sosial Andi Hanindito. Pencatatan pengungsi baru bisa dilakukan di Nabire dan Manokwari. Sampai kemarin, ada sekitar 640 pengungsi di Lapangan Kodim Manokwari. Andi mengakui kesulitan mencatat karena para pengungsi enggan ditanya oleh petugas. "Kami tanya jumlah anggota keluarganya berapa, alamat di Wasior di mana, mereka tidak menjawab jelas." Kondisi Wasior, menurut Andi, sudah tidak layak ditinggali karena fasilitas air bersih, listrik, dan sanitasi rusak berat. Tapi sejumlah warga masih memilih tetap tinggal di Wasior. Kini fokus pemerintah adalah pendataan untuk alokasi bantuan dan rencana relokasi. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Sunaryo telah menyiagakan 11 kapal di Pelabuhan Manokwari, Biak, dan Sorong. "Tapi sampai hari ini kami belum mendapat laporan berapa pengungsi yang sudah dievakuasi," katanya. Kapal yang disiapkan Kementerian Perhubungan terdiri atas kapal motor Graciela, Delta Mas II, Papua III, Meranti, dan kapal motor Kalimumu (kapal kayu). Sementara itu, Administrator Pelabuhan Manokwari juga telah menyediakan kapal pendarat tank, kapal rambu, kapal boat SAR, dan kapal PNP swasta. Kepala Konsorsium Pengurangan Risiko Bencana Dadang Sudardja menilai pemerintah lamban dalam menangani bencana di Wasior. "Padahal seharusnya bisa belajar dari masa lalu. Kan sudah ada bencana banjir di Aceh, Pangandaran, atau Tasikmalaya," katanya pekan lalu. Dia mencontohkan, sepekan setelah bencana Wasior terjadi, penyaluran bantuan kepada korban belum berjalan baik. Bantuan pemerintah, berupa beras, genset, tenda, selimut, maupun kantong jenazah, ke para korban masih sangat minim. Padahal jumlah korban tewas mencapai lebih dari seratus orang. "Kalau sistem penanganan bencana pemerintah berjalan dengan baik, seharusnya ini (jumlah korban) bisa diminimalkan." 2.3 Mentawai Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam Andi Arif mengakui ada keterlambatan ketika menangani bencana alam di Mentawai. Menurut Andi, salah satu penyebab terjadinya keterlambatan tersebut adalah karena kesimpangsiuran informasi. "Kita tidak memperkirakan ada tsunami. Bahkan pagi-pagi kita baru tahu dari situs asing ada tsunami, lalu dari vivanews dan Tempo,”kata andi dalam diskusi polenik bertajuk penanggulangan bencana di warung daun hari ini(30/10). Selain itu, Andi mengatakan keterlambatan juga terjadi karena kekurangan helikopter untuk menjangkau lokasi di Kepulauan Mentawai tersebut. "Kita memang kehilangan waktu 12 jam pertama karena BPBD Sumbar telepon saya kekurangan helikopter. Melalui tim laut tidak bisa, harus helikopter. Kita mengakui bahwa 12 jam pertama Mentawai ini lalai."Andi mengatakan helikopter baru bisa digunakan pada Rabu pagi. "Kita sebetulnya banyak sekali heli, satuan reaksi cepat BNPB, TNI, Polri. Tapi Rabu pagi mulai bergerak, kapal perang mulai jalan. Itu pun hasil pertemuan malam di rumah Gubernur untuk pengaturan posko-posko,"tuturdia. Andi menjelaskan, sebenarnya pihaknya telah memprediksi kemungkinan terjadinya gempa berkekuatan hingga 8,9 skala Richter. Gempa itu diprediksi akan terjadi di Siberut, Sumatera Barat, namun gempa justru terjadi di Pagai Selatan. "Apa yang terjadi di Mentawai itu sebetulnya kejadian yang mendahului rencana. Jadi sudah ada perencanaan matang tapi kita baru sampai ke Padang. Karena Padang itu daerah merahnya ada 600 ribu jiwa, baru kita masuk Mentawai untuk antisipasi kemungkinan adanya pelepasan energi 8,9." "Jadi langkah-langkah sudah dilakukan namun terjadi di Pagai Selatan. Pagai Selatan ini tidak pernah diteliti sebelumnya sehingga kita sedikit kaget dan tidak bisa mengantisipasinya." Indonesia kembali berduka. Setelah Wasior, Papua Barat, dilanda banjir bandang pada awal Oktober lalu, kini Mentawai Sumatera Barat dan wilayah DIY-Jateng yang dilanda bencana alam. Ratusan jiwa telah menjadi korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, serta puluhan jiwa menjadi korban letusan Gunung Merapi di wilayah DIY-Jateng. Berdasarkan data sementara yang diumumkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, jumlah korban tewas 112 orang, 502 lainnya dinyatakan hilang, dan 4.000 keluarga mengungsi. Sedangkan berdasarkan pernyataan resmi yang disampaikan Bupati Sleman Sri Purnomo di posko utama Merapi, jumlah korban akibat erupsi Gunung Merapi sebanyak 26 korban tewas, 18 orang dirawat di rumah sakit, dan ribuan warga sekitar Gunung Merapi menjadi pengungsi. Melihat kondisi tersebut, Bulan Sabit Merah Indonesia sebagai lembaga kemanusiaan nasional telah menurunkan belasan relawan evakuasi dan medis ke lokasi meletusnya Gunung Merapi sejak Selasa (26/10) siang. Selain itu BSMI juga telah membuka posko kesehatan, dapur umum, melakukan mobile klinik, dan memberikan bantuan logistik. Sementara di lokasi gempa dan tsunami Mentawai, BSMI telah mengirimkan pula tim medis dan evakuasi serta memberikan bantuan logistik. Saat ini kondisi korban selamat yang telah mengungsi di kedua lokasi bencana alam tersebut masih sangat memprihatinkan. Para korban masih membutuhkan bantuan sandang dan pangan seperti beras, air minum, susu untuk bayi dan balita, terpal plastik, alas tidur, perangkat sholat, sarana MCK, obat-obatan dan pelayanan kesehatan. Untuk itu BSMI membuka diri untuk menjalin kerjasama dengan lembaga/ institusi/ perseorangan untuk turut serta peduli membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa dan tsunami, serta meletusnya gunung merapi. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel, Jumat (29/10/2010) pagi sekitar pukul 06.14 WIB. Luncuran awan panas kali ini diperkirakan mencapai 1,5 kilometer ke arah barat. Awan panas yang menggumpal terlihat dari Dusun Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Saat keluar mulut gunung suhu awan panas bisa mencapai sekitar 600 hingga 1.100 derajat celsius dan memiliki kecepatan luncur hingga 300 kilometer per jam. Ini merupakan letusan ketiga sejak Selasa (26/10/2010). Aktivitas Gunung Merapi kembali memperlihatkan peningkatan sejak Kamis sore. Bahkan pada malam harinya juga sempat terlihat. Tak hanya awan panas, sejak dini hari puncak Gunung Merapi juga terlihat meradang mengeluarkan lava pijar. Tim SAR dengan bantuan alat komunikasi dan pengeras suara tak henti-hentinya memberikan peringatan saat Merapi menyemburkan awan panas. syifa_saronggi@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar