Labels


senyummu bahagiaku 21.06

Senyummu bahagiaku Senyum adalah pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati …….. Jangan menunggu bahagia tuk bisa tersenyum, tapi tersenyumlah untuk menjemput kehagiaan ………………… Karena senyummu adalah tanda ketabahan…… Jika kau tersenyum maka kebahagiaan akan dating menjemputmu Karena senyum adalah ikatan yang paling kuat diantara dua orang. Yang tidak mudah untuk terlepas dan terpecahkan oleh apapun. Memang sangat tidak mudah untuk melalkukan itu semua Akan tetapi kita bisa memulainya dari sekarang Lakukanlah mulai dari sekarang, jangan menunggu orang lain yang duluan melakukannya, karena memulai pekerjaan yang baik adalah yang akan menjadi yang terbaik, Yakinlah bahwa semua perjuangan tidak akan yan sia-sia Pasti ada hikmah besar yang terkandung daqn terselubung di dalamnya. Senyummu adalah bahagia ku, Aku yakin kamu pasti bisa memulainya, memulai dari hal-hal yang terkecil untuk membuat perubahan dan akan berlanjut ke hal yang akan lebih besar lagi. Yakin kan dalam hati dengan kuat bahwa aku pasti bisa membuat perubahan, perubahan dari yang kuper menjadi super dengan tetap meestarikan budaya tersenyum,, Akan sangat banyak orang yang bahagia jika kau bahagia,,,,,,,,,,,,,,,, Namun yang sedih bisa di hitung dengan jari…............ Tabahkan selalu hatimu, menghadapi semua tantangan dan rintangan zaman yang bisa membawa dan menjerumuskan kita ke hal-hal yang kurang baik dan kurang bermanfaat. Tetaplah menjadi yang terbaik di atas yang terbaik. Karena kau penerus bangsa ini................... Berjuanglah melawan semua tantangan zaman..,,.,.,.,,.,, Syifa_saronggi@yahoo.com

05.13

Wahai tuhan kami yang menancapkan untuk kami tanaman dzikir Mengalirkan sungai-sungai munajat Dan membuatkan untuk kami hari-hari raya yang di dalamnya ada pertemuan-pertemuan manusia. Serta mendirikan untuk kami dikalangan mereka yang bertakwa Kami dating dengan sengaja padamu dengan penuh dengan harapan pada Mu Dan dengan lisan yang basah karena berdo’a kepadaMu Hati kami telah penuh dengan dosa-dosa yang sangat kami sesali jika engkau memberi kami, kami terima Jika engkau tidak memberi kami, kami rela. Jika engkau tinggalkan kami, kami berdo’a Dan jika engkau menyeru kamu, kami sambut seruanmu Jangan jauhkan kami dari ridhoMu Ridoilah disetiap helaan nafas yang engkau berikan. karena setiap apa yang engkau berikan untuk manusia tidak ada yang sia-sia semuanya mempunyai manfaatnya masing-masing. Ridhoilah apa yang kami lakukan dan setiap langkah perjuangan kami. Kami hidup di dunia adalah untuk mencari ridho mu ya illahi Setiap lagkah dan alunan syahdu rinduku hanya tercurahkan untukmu Kami rindu ingin bertemu denganmu. Melihat paras wajah cahaya cinta dan kasih sayangmu. Kering sudah rasanya air mata bahagia ingin berjumpa dengan sang pencipta segala sesuatu. Tabahkan hati kami ya illahi. Beri cinta dan kasih sayangmu kepada setiap detik helaan nafas kami, Cinta dan rinduku tak bisa ku lepas kan hati lubuk hatiku yang paling dalam.

lakukan yang terbaik untuk segalanya. 16.43

JAngan menunggu contoh baru bergerak mengikuti Tapi bergeraklah maka kamu akan menjadi contoh yang di ikuti. Jangan menunggu sukses, baru bersyukur Tapi bersyukurlah maka akan bertambah kesuksesanmu. Jangan menunggu bisa, baru melakukan Tapi lakukanlah, kamu pasti bisa. Para pecundang selalu menunggu bukti, Tapi para pemenang selalu menjadi BUKTI. Seribu kata akan di kalahkan oleh satu aksi yang nyata. Ini hari bebas… Bebas untuk berkaya, tidak aka ada penindasan, perampasan, pelecehan, maka berkryalah mulai dari sekarang. Lakukan perubahan besar, kita mulai dari diri sendiri, dan kita liat apa yang akan terjadi selanjutnya, orang akan berbondong-bondong mengikuti apa yang kita lakukan, tapi yang pasti apa yang kita lakukan tersebut tidak melenceng dan tetap dalam jalur yang baik dan baenar… SELAMAT BERKARYA WAHAI PARA ANAK BANGSA…. KAMU PASTI BISA… YAKUSA .. GO A HEAD….

titik sang DAMAI 19.36

Titik Sang Damai Kala resah mulai menepi Tak ku rasa luka dan perih Memang kita agak jauh Tetapi tutur sapamu yang lembut membuat hatiku luluh Ku sadari semua ini Persaudaraan kini begitu arti Sanggahan sedihku adalah kau. Jadi, apalagi yg kau Tanya? Apalagi yang kau nanti? Sungguh kau camar di pagi hari yang selalu mengumandangkan Tenbang-tenbang embun pagi. Ku harap kau kan tahu Betapa aku hargai tutur sapamu Sebagai teman dan persaudaraan Aku tak akan pecahkan bulatan ini Aku tak akan lubangi gelombang ini Karena ini adalah titik dalam damaiku. Karya: syifaturrahmah

pengagumku 19.35

PENGAGUMKU Di semilir gelintirnya cahaya sang fajar Ku tatap syahdu dengan mata berbinar Ku sambut pagi nan cerah Seraya menebar kembang mawar merah Ku titip salam untuk pengagumku Walau tak sempat untuk bertemu Tebaran senyum melemahkan jiwa Hati riang penuh canda tawa Kupu-kupu cinta bertebaran Menghiasi bunga kembang setaman Hatiku bertanya selalu Hatiku bertanya selalu Kapankah ku bisa membalas suratmu Wahai pengagumku. Karya : syifaturrahmah

suara hatiku 19.35

SUARA HATI KU Mentari pagi membawa sinarnya Menggantikan gelapnya malam Hari ini menjadi hari bahagia Karena ku temukan pujaan hatiku Ku sambut nan pagi Di sambut hangat senyuman langit nan cerah Kaki melangkah ketaman bunga Di iringi nyanyian burung menggema sukma jiwa Ku buka sepucuk surat di tangan Yg berisik kata2 kenangan sejuta salam Dari pengagum denada Membuat hati bertanya-tanya Mungkin engkau disana Duduk terpaku, terpaku menanti balasan dariku Senyumlah wahai pengagum hati Kan ku titip salam lewat burung merpati Untuk mengobati rindu Rindu untuk bertemu Sang pujaan hati. Karya: syifaturrahmah

kata mutiara 19.14

Kata mutiara Sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan akhir. Para pemenag bukanlah mereka yg tidak memiliki masalah, mereka adalah orang yg belajar bagaimana menyelesaikan masalah mereka. Orang yg gagal dalam usahanya masih tetap lebih baik, daripada orang yang tidak berusaha sama sekali.

ILMU TAFSIR AL-QUR’AN 17.27

A. Pengertian Tafsir Secara etimologi tafsir bisa berarti Penjelasan, Pengungkapan, dan Menjabarkan kata yang samar. Adapun secara terminologi tafsir adalah penjelasan terhadap Kalamullah atau menjelaskan lafadz-lafadz al-Qur’an dan pemahamannya. Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang merupakan petunjuk dan pembeda dari yang haq dan bathil. Ilmu tafsir telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman modern sekarang ini. Jadi, Secara umum Ilmu tafsir adalah ilmu yang bekerja untuk mengetahui arti dan maksud dari ayat-ayat al Qur’an. Pada waktu Nabi Muhammad masih hidup, beliau sendiri yang menjelaskan apa maksud dari ayat Al Qur’an, maka hadis Nabi disebut sebagai penjelasan dari al Qur’an. Setelah Nabi wafat, para sahabat berusaha menerangkan maksud al Qur’an bersumber dari pemahaman mereka terhadap keterangan nabi dan dari suasana kebatinan saat itu. Pada masa dimana generasi sahabat sudah tidak ada yang hidup, maka pemahaman al Qur’an dilakukan oleh para ulama, dengan interpretasi. Ketika itulah tafsir tersusun sebagai ilmu. B. MACAM-MACAM TAFSIR BERDASARKAN SUMBERNYA Pembagian Tafsir secara ilmiah, tafsir terbagi menjadi tiga bagian: - Tafsir bil-ma’tsur ( bir-riwayah ) - Tafsir bir-ra’yi ( bid-dirayah ) - Tafsirul isyari ( bil-isyarah ) - Tafsir bil Izdiwaji ( campuran ) 1. Tafsir bil-ma’tsur Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt. Mengenai penafsiran Al Qur’an dengan perkataan para Shahabat ketahuilah, bahwasanya Tafsir Shahabat termasuk Tafsir yang dapat diterima dan dijadikan sandaran. Karena para Shahabat (semoga Allah meridhoi mereka), telah dibina langsung oleh Rasulullah saw, dan menyaksikan turunnya wahyu serta mengetahui sebab-sebab diturunkannya ayat. Dan juga dikarenakan kebersihan hati mereka, dan ketinggian martabat mereka dalam kefashihan dan bayan. Juga karena faham mereka yang shahih dalam menafsirkan Kalam Allah swt. Dan juga dikarenakan mereka lebih mengetahui rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al Qur’an dibandingkan seluruh manusia setelah generasi mereka. Berkata Imam Hakim Rahimahullah: Sesungguhnya tafsir para Shahabat (semoga Allah meridhoi mereka) yang mana mereka telah menyaksikan wahyu dan turunnya Al Qur’an dihukumkan Marfu’ (sampai atau bersambung kepada Nabi saw). Ataupun dengan kata lain, tafsir para Shahabat mempunyai hukum hadits Nabawi yang Marfu’ kepada Nabi saw. 2. Tafsir bir-ra’yi Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan (istinbath) yang didasarkan pada ra’yu semata. Seiring perkembangan zaman yang menuntut pengembangan metoda tafsir karena tumbuhnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah maka tafsir ini memperbesar peranan ijtihad dibandingkan dengan penggunaan tafsir bi al-Matsur. Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain. Seorang mufassir akan menggunakan kemampuan ijtihadnya untuk menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya dengan bantuan perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada. Pembagian Tafsir bir-ra’yi: Tafsir bir-ra’yi terbagi menjadi dua bagian: - Tafsir Mahmud - Tafsir Madzmum a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah. b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah. Atau dia menafsirkan ayat berdasarkan mazhabnya yang rusak maupun bid’ahnya yang tersesat. Hukum Tafsir bir-ra’yi al Madzmum: Menafsirkan Al Qur’an dengan ra’yu dan Ijtihad semata tanpa ada dasar yang shahih adalah haram. Allah berfirman : وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ (الإ ســــراء: 36) Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”. (QS, Al Isra’: 36) Firman Allah lagi: قـُلْ إِنَّمَا حـَرَّمَ رَبِّيَ ٱلْفـَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَٱلإِثـْمَ وَٱلْبَغْيَ بِغَـيْرِ ٱلْحَقِّ وَأَن تـُشْــرِكـُواْ بِٱللّـَهِ مَا لَمْ يُنـَزِّلْ بِهِ سُلْـطَاناً وَأَن تَقـُولُواْ عَلَى ٱللّـَهِ مَا لاَ تَعْـلَمــُونَ (الأعراف: 33) Artinya: “Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa. Melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu. Dan (mengharamkan) kamu mengatakan terhadap Allah dengan sesuatu yang tidak kamu ketahui.” (Al A’raf: 33) Juga sabda Rasulullah saw: عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ Artinya: “ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”. 3. Tafsir Isyari Menurut kaum sufi setiap ayat mempunyai makna yang zahir dan batin. Yang zahir adalah yang segera mudah dipahami oleh akal pikiran sedangkan yang batin adalah yang isyarat-isyarat yang tersembunyi dibalik itu yang hanya dapat diketahui oleh ahlinya. Isyarat-isyarat kudus yang terdapat di balik ungkapan-ungkapan Al-Qur’an inilah yang akan tercurah ke dalam hati dari limpahan pengetahuan gaib yang dibawa ayat-ayat. Itulah yang biasa disebut tafsir Isyari. 4. Tafsir bil Izdiwaji ( Campuran ) Tafsir bil Izdiwaji disebut juga dengan metode campuran antara tafsir bil Matsur dan Tafsir bil Ra’yi yaitu menafsirkan Al-Qur’an yang didasarkan atas perpaduan antara sumber tafsir riwayat yang kuat dan shahih, dengan sumber hasil ijtihad akan pikiran yang sehat. C. MACAM-MACAM TAFSIR BERDASARKAN METODENYA 1. Metode Tahlili (Analitik) Metode Tahlili adalah metode menafsirkan Al-Qur’an yang berusaha menjelaskan Al-Qur’an dengan menguraikan berbagai seginya dan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an. Metode ini adalah yang paling tua dan paling sering digunakan. Tafsir ini dilakukan secara berurutan ayat demi ayat kemudian surat demi surat dari awal hingga akhir sesuai dengan susunan Al-Qur’an. Dia menjelaskan kosa kata dan lafazh, menjelaskan arti yang dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, yaitu unsur-unsur I’jaz, balaghah, dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diambil dari ayat yaitu hukum fikih, dalil syar’i, arti secara bahasa, norma-norma akhlak dan lain sebagainya. Menurut Malik bin Nabi, tujuan utama ulama menafsirkan Al-Qur’an dengan metode ini adalah untuk meletakkan dasar-dasar rasional bagi pemahaman akan kemukzizatan Al-Qur’an, sesuatu yang dirasa bukan menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam dewasa ini. Karena itu perlu pengembangan metode penafsiran karena metode ini menghasilkan gagasan yang beraneka ragam dan terpisah-pisah . Kelemahan lain dari metode ini adalah bahwa bahasan-bahasannya amat teoritis, tidak sepenuhnya mengacu kepada persoalan-persoalan khusus yang mereka alami dalam masyarakat mereka, sehingga mengesankan bahwa uraian itulah yang merupakan pandangan Al-Qur’an untuk setiap waktu dan tempat. Hal ini dirasa terlalu “mengikat” generasi berikutnya. 2. Metode Ijmali (Global) Metode ini adalah berusaha menafsirkan Al-Qur’an secara singkat dan global, dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami. Urutan penafsiran sama dengan metode tahlili namun memiliki perbedaan dalam hal penjelasan yang singkat dan tidak panjang lebar. Keistimewaan tafsir ini ada pada kemudahannya sehingga dapat dikonsumsi oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata. Sedangkan kelemahannya ada pada penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas. 3. Metode Muqarin Tafsir ini menggunakan metode perbandingan antara ayat dengan ayat, atau ayat dengan hadits, atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan perbedaan tertentu dari obyek yang diperbandingkan itu. 4. Metode Maudhu’i (Tematik) Metode ini adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai tujuan satu, yang bersama-sama membahas topik/judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat lain kemudian mengambil hukum-hukum darinya.

Ucapan maaf untuk semuanya 17.25

Selembut apapun angin ia pernah terbangkan abu. Sebaik apapun manusia ia pernah lakukan kesalahan dan khilaf Tak ada putih yang tak ternoda dan tak ada insane yang tak berdosa Seiring dengan waktu kita nodai dengan lumuran dosa. Dan di malam yamg berkah ini aku minta maaf dengan sepenuh hati Baik yang di sengaja atau tidak. Karena walau bagaimanapun kita sebagai manusia mempunyai sifat khilaf dan rasa salah kepada siapapun. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan penuh khilaf aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Terutama kepada Allah SWT yang kedua kepada orang tua ku. Yang telah memberikan seluruh tenaga dan seluruh kemampuannya untuk terus melatih dan membimbing kami sebagai anak-anaknya Dan telah memberikan teladan yang baik dan kami sebagai anakmu akan terus berupaya untuk menjadi anak yang selalu berbakti kepada mu.. Yang kesekian kalinya untuk para guru-guru ku yang telah mampu mentransfer ilmunya kepada kami sehinga kami menjadi anak yang bisa … Untuk teman-teman ku yang telah mau bersahabat dengan ku Aku ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kalian semua… Yang telah mau menjadi orang yang no dua di saaat aku jauh dari orang tua ku… Thanks for all my friends…… You’r the best my friends….. By sifarurrahmah

17.20

Tidurlah ,, redam penatmu di untaian mimpi-mimpi indah Biarkan semua beban terbang bersama bintang membentuk segaris dekapan hangat selimut malam.. Yakinlah hari esok mentari pagi kan bersinar membawa harapan baru untukmu,,, Mesti takkan mudah untuk meraihnya,, tetaplah berjuang karena hidup memang perjuangan ,, Dan ku yakin dirimu mampu menjadi terbaik,, Good morning semuanya,,, Tetaplah semangat…

17.19

Terasa indah ketika seseorang merindukanmu Terasa lebih bahagia ketika seseorang menyayangimu Tapi yang terindah dan yang palingbahagia ketika sesorang tak akan pernah melupakanmu.. Berbuatlah apa-apa yang tidak mudah di lupakan oleh orang lain…. Yang pastinya perbuatan yang mendatangkan manfaat.. baik untuk kita sendiri maupun lebih-lebih untuk orang lain maka orang tidak akan mudah untuk melupakanmu,,

Sahabat sejati dan the future 17.17

Sahabat sejati dan the future Kehidupan adalah teka-teki yang harus di jalani dengan HATI. Andai hati dapat saling MENGERTI Takkan ada hati yang tersakiti Andai hati dapat berbicara takkan ada hati yang berdusta Andai hati dapat saling setia takkan ada hati yang kecewa Begitu pula SAHABAT … ibarat janji yang di buat dalam HATI Tak dapat di TULIS.. tak dapat di BACA Namun takkan terpisah oleh jarak Tak berubah oleh masa sedetik di mata selamanya di jiwa dan semua itu adalah SAHABAT SEJATI.. Jagalah sahabat-sahabtmu yang telah mampu membuat hidup kalian lebih bermakna …dan telah mewarnai kehidupanmu ,,, yang telah membantu mengukir indahnya kehidupan ini.,, namun tak bisa kita pungkiri juga dengan sedih dan duka lara yang kadang dating menjelma dalam kalbu,,, Namun tetaplah untuk terus berjuang dan melanjutkan menulis kan kehidupanmu yang hari ini And the future… Go a head,,,, live is never flat

Kisah Ashabul Kahfi 17.13

Kisah ini begitu kesohor. Dengan kekuasaan-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala menidurkan sekelompok pemuda yg berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah di balik ini semua?  Ashhabul Kahfi adl para pemuda yg diberi taufik dan ilham oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yg dianut oleh masyarakat mereka yg menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsa sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka sekaligus krn khawatir akan gangguan masyarakatnya. Mereka mengatakan:  رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُوْنِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا  “Rabb kami adl Rabb langit dan bumi kami sekali-kali tdk akan menyeru Rabb selain Dia sesungguh kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yg jauh.” Yakni apabila kami berdoa kepada selain Dia berarti kami telah mengucapkan suatu شَطَطًا yaitu perkataan palsu dusta dan dzalim. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkataan mereka selanjutnya:  هَؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِهِ آلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا  “Kaum kami ini telah mengambil sesembahan-sesembahan selain Dia. Mereka tdk mengajukan alasan yg terang Siapakah yng lbh dzalim daripada orang2 yg mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” Ketika mereka sepakat terhadap persoalan ini mereka sadar tdk mungkin menampakkan kepada kaumnya. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memudahkan urusan mereka:  رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا  “Wahai Rabb kami berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yg lurus dlm urusan kami.” Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah gua yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan bagi mereka. Gua itu cukup luas dgn pintu menghadap ke utara sehingga sinar matahari tdk langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dgn perlindungan dan pegawasan dari Allah selama 309 tahun. Allah Subhanahu wa Ta’ala buatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dgn kota tempat mereka tinggal. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yg menjaga mereka selama di dlm gua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:  وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ  “Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” Demikianlah agar jasad mereka tdk dirusak oleh tanah. Setelah tertidur sekian ratus tahun lama Allah Subhanahu wa Ta’ala membangunkan mereka لِيَتَسَاءَلُوا dan supaya mereka pada akhir mengetahui hakekat yg sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:  قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِْينَةِ  “Berkatalah salah seorang dari mereka: ‘Sudah berapa lama kalian menetap ?’ Mereka menjawab: ‘Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.’ Yang lain berkata pula: ‘Rabb kalian lbh mengetahui berapa lama kalian berada . mk suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota membawa uang perakmu ini’.” Di dlm kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yg nyata. Di antaranya: 1. Walaupun menakjubkan kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat Allah yg paling ajaib. Karena sesungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai ayat-ayat yg menakjubkan yg di dlm terdapat pelajaran berharga bagi mereka yg mau memerhatikannya. 2. Sesungguh siapa saja yg berlindung kepada Allah niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi dan lembut kepada serta menjadikan sebagai sebab orang2 yg sesat mendapat hidayah . Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersikap lembut terhadap mereka dlm tidur yg panjang ini utk menyelamatkan iman dan tubuh mereka dari fitnah dan pembunuhan masyarakat mereka. Allah menjadikan tidur ini sebagai bagian dari ayat-ayat -Nya yg menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan berlimpah kebaikan-Nya. Juga agar hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah itu adl suatu kebenaran. 3. Anjuran utk mendapatkan ilmu yg bermanfaat sekaligus mencarinya. Karena sesungguh Allah mengutus mereka adl utk hal itu. Dengan pembahasan yg mereka lakukan dan pengetahuan manusia tentang keadaan mereka akan menghasilkan bukti dan ilmu atau keyakinan bahwa janji Allah adl benar dan bahwa hari kiamat yg pasti terjadi bukanlah suatu hal yg perlu disangsikan. 4. Adab kesopanan bagi mereka yg mengalami kesamaran atau ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adl hendaklah mengembalikan kepada yg mengetahuinya. Dan hendak dia berhenti dlm perkara yg dia ketahui. 5. Sah menunjuk wakil dlm jual beli dan sah pula kerjasama dlm masalah ini. Karena ada dalil dari ucapan mereka dlm ayat:  فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِيْنَة  “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” 6. Boleh memakan makanan yg baik dan memilih makanan yg disenangi atau sesuai selera selama tdk berbuat israf yg terlarang berdasarkan dalil:  فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ  “Hendaklah dia lihat manakah makanan yg lbh baik mk hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” 7. Melalui kisah ini kita dianjurkan utk berhati-hati dan mengasingkan diri atau menjauhi tempat-tempat yg dapat menimbulkan fitnah dlm agama. Dan hendak seseorang menyimpan rahasia sehingga dapat menjauhkan dari suatu kejahatan. 8. Diterangkan dlm kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yg beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari segenap fitnah yg akan menimpa agama mereka utk kembali pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 9. Disebutkan dlm kisah ini betapa luas akibat buruk dari kemudaratan dan kerusakan yg menumbuhkan kebencian dan upaya meninggalkannya. Dan sesungguh jalan ini adl jalan yg ditempuh kaum mukminin. 10. Bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:  قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا  “orang2 yg berkuasa atas urusan mereka berkata: ‘Sungguh kami tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas mereka’.” Di dlm ayat ini terdapat dalil bahwa masyarakat di mana mereka hidup adl orang2 yg mengerti agama. Hal ini diketahui krn mereka sangat menghormati para pemuda itu sehingga sangat berkeinginan membangun rumah ibadah di atas gua mereka. Dan walaupun ini dilarang –terutama dlm syariat agama kita– tetapi tujuan diceritakan hal ini adl sebagai keterangan bahwa rasa takut yg begitu besar yg dirasakan oleh para pemuda tersebut akan fitnah yg mengancam keimanan serta masuk mereka ke dlm gua telah Allah Subhanahu wa Ta’ala gantikan sesudah itu dgn keamanan dan penghormatan yg luar biasa dari manusia. Dan ini adl ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap orang yg menempuh suatu kesulitan krn Allah di mana Dia jadikan bagi akhir perjalanan yg sangat terpuji. 11. Pembahasan yg berbelit-belit dan tdk bermanfaat adl suatu hal yg tdk pantas utk ditekuni berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:  فَلاَ تُمَارِ فِيْهِمْ إلاَّ مِرَاءً ظَاهِرًا  “Karena itu janganlah kamu bertengkar tentang keadaan mereka kecuali pertengkaran lahir saja.” 12. Faedah lain dari kisah ini bahwasa berta kepada yg tdk berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yg tdk dapat dipercaya adl perbuatan yg dilarang. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan:  وَلاَ تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا  “Dan jangan pula berta mengenai mereka kepada salah seorang di antara mereka itu.” Wallahu a’lam.

17.09

Ketulusan cinta bukan sekedar ucapan Karena cinta dating dari hati tanpa berharap untuk memiliki Bila kegelapan y ang kau rasakan saat meraih cinta membuatmu rapuh Maka itu bukanlah cinta sejati, tapi keegoisan cinta Karena cinta tak mengenal lelah tiada kata jenuh Tiada keputus asaan tiada batas waktu tiada kebimbangan dan bukan sebuah pilihan Jika kamu Tanya apa itu cinta? Maka tanyakanlah hatimu. Seberapa takut kau kehilangan? Seberapa tulus kau menyayangi? Seberapa sanggup kau bertahan ? Seberapa ikhlas kau member? Jika semua telah terjawab maka kau akan tau arti mencinta… Karena mencinta adalah hal yang sangat indah,,,…,,,,

17.04

BUKAN hari in indah kita bahagia,, tapi karena kita bahagia hari menjadi indah Bukan karena tidak ada rintangan kita menjdai optimis tapi karena kita optimis rintangan menjadi tidak ada… Bukan hari ini kita yakin bisa tapi karena kita yakin bisa semuanya menjadi mudah,, Bukan karena semua baik kita tersenyum,, tapi karena kita tersenyum semuanya menjadi baik.. Awali semuanya dengan BASMALLAH dan TETAP SEMANGAT … Salam sukses semuanya.. Berusahalah untuk menjadi yang terbaik di antara yang lainnya…. YAKUSA

17.02

Bila mentari bersinar itulah senyumku Bila langin mendung itulah sedihku Bila hari hujan itulah tangisku Dan bila angin menghembus itulah salam rinduku untukmu Itulah salam hangat dari ku Seorang sahabat yang merindukan hangatnya kebersamaan yang telah kita jalani bersama pada hari kemarin Aku tidak akan mudah untuk melupakan masa-masa indah yang telah kita jalani bersamaan..kebersamaan ,, canda tawa,, riang gembira ,, tangisan,, rasa rindu,, rasa sayang, kangen, dan semuanya bercampur aduk dalam hatiku,, Tapi aku yakin kamu di situ akan selalu baik-baik saja,,, Aku akan selalu mengingatmu sahabatku..

Tanda-Tanda Kiamat 05.28

Tanda-Tanda Kiamat Rasulullah Saw. bersabda, “Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria.” (HR. Bukhari)

Sahabat sejati 05.28

Sahabat sejati Sejauh apapun kita berpisah Sesibuk apapun kita nanti Aku ingin engkau tahu Meskipun langkah kita berbeda nantinya Waktu tidak akan memisahkan gelar kita sebagai SAHABAT SAHABAT SEJATI bukan berjalan seperti gunting Mesti lurus tapi memisahkan yang menyatu Tapi sahabat sejati berjalan seperti jarum Mesti menusuk dan menyakitkan TAPI menyatukan yang terpisah.

Pagi yang cerah 05.27

Pagi yang cerah Pagi adalah awal dari titan hidup Keceriaan adalah awal dari segala harapan Kejujuran adalah awal dari cinta dan kasih sayang Awali pagimu dengan do’a dan senyum Nikmatilah hidup ini dengan penuh ucapan syukur Semoga hari ini adalah hari yang paling berharga buat kita semuanya.

MEMBACA ADALAH KUNCI DARI SEMUA KESUKSESAN 05.26

MEMBACA ADALAH KUNCI DARI SEMUA KESUKSESAN Di saat peringatan hari pendidikan, pada tanggal 2 Mei 2011, saya teringat ayat pertama kali yang diturunkan oleh Allah dalam al Qurán adalah perintah membaca. Sedemikian penting kegiatan membaca, hingga selain itu, misi rasulullah ke dunia yang disebutkan pertama kali dalam al Qurán adalah juga tilawah yang lagi-lagi artinya juga membaca. Dalam kenyataan sehari-hari yang bisa dilihat, ternyata orang-orang sukses dan beruntung adalah selalu berasal dari orang-orang yang mampu dalam membaca secara cepat dan tepat. Rupanya tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Pengetahuan antar orang menjadi berbeda-beda, oleh karena kemampuannya dalam membaca juga berlain-lainan. Seorang yang mampu membaca potensi ekonomi, maka ia akan berhasil mengembangkan usahanya hingga mendapatkan keutungan yang melimpah. Sebaliknya, bagi orang yang tidak memiliki kemampuan tentang itu, maka usaha ekonominya akan gagal. Bahkan seseorang, sama sekali tidak bisa mengembangkan usahanya, karena tidak mampu membaca, bagaimana memilih jenis usaha, mengembangkan modal, mamanage usahanya, dan apalagi mengkalkulasi untung ruginya. Orang yang tidak memiliki kemampuan membaca dalam dunia ekonomi atau usaha, maka mereka hanya akan mengikut bekerja kepada orang lain. Oleh karena tidak memiliki kemampuan membaca, maka seseorang hanya akan bisa menjual tenaganya. Tenaga yang dijual pun juga tenaga kasar, atau disebut menjadi buruh. Gaji buruh kasar biasanya tidak seberapa, sehingga akhirnya tingkat kehidupan ekonominya menjadi pas-pasan. Oleh karena itu, sebenarnya akar kemiskinan di mana-mana dan kapan saja, adalah kelemahan yang bersangkutan dalam membaca potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Maka cara untuk mengentaskannya tidak mudah dilakukan sepanjang mereka tidak diajari membaca tentang hal itu secara tepat. Orang yang tidak mampu membaca potensi ekonomi, sekalipun mereka diberi bantuan modal atau lainnya tetap tidak berkembang, oleh karena kemampuan bacaannya yang terbatas. Demikian pula dalam berbagai bidang lainnya. Seorang yang mampu membaca peta politik, maka akan memenangkan dalam pertarungan poilitik. Mereka akan sukses memperoleh kekuasaan, mempertahankan, dan memanfaatkannya. Sebaliknya, orang yang tidak mampu membaca politik, tatkala terjun di dunia politik akan selalu mengalami kekalahan. Itulah dalam dunia modern, lantas muncul penjual jasa yang disebut konsultan, termasuk konsultan atau penasehat politik. Kemampuan membaca secara cerdas juga harus dimiliki oleh para penyelenggara atau pemimpin birokrasi pendidikan. Orang yang tidak mengerti pendidikan, karena tidak pernah melakukan pembacaan terhadap dunia pendidikan, kemudian diserahi tugas di bidang itu, akan mengalami kesulitan dan bahkan gagal dalam menunaikan tugasnya. Penyandang wawasan pendidikan yang terbatas, akan memaknai konsep pendidikan sebatas sebagai proses kegiatan menyampaikan bahan pelajaran tertentu, pada rentang waktu tertentu pula, oleh seorang guru kepada murid, sehingga arti pendidikan tereduksi menjadi sangat sederhana dan tidak mengenai sasaran. Bagi orang yang mampu membaca dunia pendidikan secara luas dan utuh, konsep itu tidak hanya menyangkut kegiatan transfer ilmu pengetahuan, tetapi pendidikan akan dimaknai sebagai upaya membangun pribadi secara utuh. Ketika pengertian pendidikan dimaknai seperti itu, maka kegiatan pendidikan tidak sebatas menyiapkan buku teks, kurikulum, ruang kelas dan sejenisnya, tetapi lebih luas dari sekedar itu. Keberhasilan pendidikan memerlukan lingkungan yang tepat, guru berpribadi unggul, yang memiliki pengetahuan dan integritas yang tingi, keikhlasan, kesabaran, istiqomah, tanggung jawab, amanah dan tercukupinya sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemampuan membaca ternyata menjadi kunci utama dalam meraih segala hal. Oleh karena itulah maka tepat sekali al Qurán yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. Selain itu juga, bahwa misi nabi yang disebutkan pertama kali adalah membacakan ayat-ayat Allah yang terbentang luas di jagat raya ini. Rupanya memang kemampuan membaca merupakan awal dari kesuksesan hidup bagi siapapun. Namun sayangnya, ajaran tentang betapa pentingnya kegiatan membaca ini belum berhasil ditanamkan kepada ummat Islam secara keseluruhan. Selain itu, membaca dalam pengertian luas dan mendalam seharusnya dimaknai sebagai kegiatan pengembangan ilmu dan atau riset. Oleh karena itu, ummat Islam mestinya segera mengembangkan pusat-pusat riset di berbagai tempat. Perhatian yang belum maksimal terhadap kegiatan membaca, qiroáh atau thilawah inilah, hingga menjadikan ummat tertinggal dari lainnya. Kegiatan membaca adalah merupakan kunci utama terhadap semua keberhasilan dan kemajuan. Wallahu a’lam.

LEMBARAN KEHIDUPAN 05.25

LEMBARAN KEHIDUPAN Hidup kita ibarat sebuah buku. Sampul depan sebagai tanggal lahir. Sampul belakang sebagai tanggal kembali. Tiap lembarannya adalah hari-hari dalam hidup. Ada buku yang tebal. Adapula yang tipis, hebatnya seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman berikutnya yang bersih baru tiada kurang. Sama dengan hidup ini seburuk apapun kemarin . ALLAH selalu menyediakn hari yang baru. Kesempatan yang baru untuk bisa melakukan sesuatu yang benar, memperbaiki kesalahan dan melanjutkan alur cerita yang sudah di tetapkanNya. Selamat menulis kebahagiaan.

PUISI TENTANG CINTA DAN SAHABAT 05.24

CINTA DAN SAHABAT Suatu hari CINTA dan SAHABAT berjalan di desa Tiba-tiba cinta jatuh kedalam telaga. Kenapa? Karena cinta itu buta, Lalu SAHABAT pun ikut terjun. Kenapa? Karena sahabt akan berbuat apa saja demi cinta. Di dalam telaga cinta hilang. Kenapa? Karena cinta itu halus, mudah hilang jika tak di jaga dan sulit di cari. Sedangkan SAHABAT masih mencari-cari dan menunggu CINTA. Kenapa? Karena sahabat itu sejati dan akan kekal sebagai SAHABAT YANG SETIA. So, hargai dan sayangilah SAHABAT Mu selagi masih ada… karena suatu saat dia akan pergi….

KEUTAMAAN DZIKIR 05.23

Di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah, baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat) yaitu waktu, bilangannya dan caranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi bilangannya, atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang shahih/hasan, seperti berdzikir secara berjama’ah (lebih jelasnya lihat kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa Khatharul Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah, dan lain-lain). Atau dzikir-dzikir yang sifatnya muthlaq, yaitu dzikir di setiap keadaan baik berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh ‘A`isyah bahwa beliau berdzikir di setiap keadaan (HR. Muslim). Akan tetapi tidak boleh berdzikir/menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti kamar mandi atau wc. Diantara ayat yang menjelaskan keutamaan berdzikir adalah: 1. Firman Allah, فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ “Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al-Baqarah:152) 2. Firman Allah, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzaab:41) 3. Firman Allah, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar/jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bershadaqah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzaab:35) 4. Firman Allah, وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِين “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf:205) Adapun di dalam As-Sunnah, Diantaranya: 1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati.” (HR. Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779) Adapun lafazh Al-Imam Muslim adalah, مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِيْ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ “Permisalan rumah yang di dalamnya disebut nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak disebut nama Allah adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” 2. Dari ‘Abdullah bin Busrin radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syari’at Islam telah banyak atasku, maka kabarkan kepadaku dengan sesuatu yang aku akan mengikatkan diriku dengannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ “Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidziy 5/458 dan Ibnu Majah 2/1246, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/139 dan Shahiih Sunan Ibni Maajah 2/317) 3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidziy 5/175, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/9 serta Shahiihul Jaami’ Ash-Shaghiir 5/340) Dzikir-dzikir Setelah Salam dari Shalat Wajib Diantara dzikir-dzikir yang sifatnya muqayyad adalah dzikir setelah salam dari shalat wajib. Setelah selesai mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, kita disunnahkan membaca dzikir, yaitu sebagai berikut: 1. Membaca: أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ “Aku meminta ampunan kepada Allah (tiga kali). Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik.” (HR. Muslim 1/414) 2. Membaca: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ “Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki kekayaan tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhariy 1/255 dan Muslim 414) 3. Membaca: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ “Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.” (HR. Muslim 1/415) 4. Membaca: سُبْحَانَ اللهُ “Maha Suci Allah.” (tiga puluh tiga kali) اَلْحَمْدُ لِلَّهِ “Segala puji bagi Allah.” (tiga puluh tiga kali) اَللهُ أَكْبَرُ “Allah Maha Besar.” (tiga puluh tiga kali) Kemudian dilengkapi menjadi seratus dengan membaca, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ “Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” “Barangsiapa mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim 1/418 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada dua sifat (amalan) yang tidaklah seorang muslim menjaga keduanya (yaitu senantiasa mengamalkannya, pent) kecuali dia akan masuk jannah, dua amalan itu (sebenarnya) mudah, akan tetapi yang mengamalkannya sedikit, (dua amalan tersebut adalah): mensucikan Allah Ta’ala setelah selesai dari setiap shalat wajib sebanyak sepuluh kali (maksudnya membaca Subhaanallaah), memujinya (membaca Alhamdulillaah) sepuluh kali, dan bertakbir (membaca Allaahu Akbar) sepuluh kali, maka itulah jumlahnya 150 kali (dalam lima kali shalat sehari semalam, pent) diucapkan oleh lisan, akan tetapi menjadi 1500 dalam timbangan (di akhirat). Dan amalan yang kedua, bertakbir 34 kali ketika hendak tidur, bertahmid 33 kali dan bertasbih 33 kali (atau boleh tasbih dulu, tahmid baru takbir, pent), maka itulah 100 kali diucapkan oleh lisan dan 1000 kali dalam timbangan.” Ibnu ‘Umar berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu jarinya) ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum mengucapkan dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam shalatnya (maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang kebutuhannya (lalu dia pun pergi) sebelum mengucapkannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud no.5065, At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah no.926 dan Ahmad 2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy 1/204) Kita boleh berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan ditambah tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali, yang penting konsisten, jika memilih yang 10 kali maka dalam satu hari kita memakai dzikir yang 10 kali tersebut. Hadits ini selayaknya diperhatikan oleh kita semua, jangan sampai amalan yang sebenarnya mudah, tidak bisa kita amalkan. Tentunya amalan/ibadah semudah apapun tidak akan terwujud kecuali dengan pertolongan Allah. Setiap beramal apapun seharusnya kita meminta pertolongan kepada Allah, dalam rangka merealisasikan firman Allah, إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Al-Faatihah:4) 5. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah shalat Zhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya`. Adapun setelah shalat Maghrib dan Shubuh dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasa`iy 3/68, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/8, lihat juga Fathul Baari 9/62) 6. Membaca ayat kursi yaitu surat Al-Baqarah:255 Barangsiapa membaca ayat ini setiap selesai shalat tidak ada yang dapat mencegahnya masuk jannah kecuali maut. (HR. An-Nasa`iy dalam ‘Amalul yaum wal lailah no.100, Ibnus Sunniy no.121 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiihul Jaami’ 5/339 dan Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah 2/697 no.972) 7. Membaca: اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ Sebagaimana diterangkan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tangannya dan berkata, “Ya Mu’adz, Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu Ya Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan di setiap selesai shalat, ucapan...” (lihat di atas): “Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiih Sunan Abi Dawud 1/284) Do’a ini bisa dibaca setelah tasyahhud dan sebelum salam atau setelah salam. (‘Aunul Ma’buud 4/269) 8. Membaca: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ “Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. (HR. At-Tirmidziy 5/515 dan Ahmad 4/227, lihat takhrijnya dalam Zaadul Ma’aad 1/300) 9. Membaca: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” Setelah salam dari shalat shubuh. (HR. Ibnu Majah, lihat Shahiih Sunan Ibni Maajah 1/152 dan Majma’uz Zawaa`id 10/111) Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah sehingga bisa mengamalkan dzikir-dzikir ini, aamiin. Wallaahu A’lam. Maraaji’: Hishnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy, Shahiih Kitaab Al-Adzkaar wa Dha’iifihii, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy dan Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah.

Apakah Al-Quran Belum Lengkap? 05.21

Tanya: 1. Apakah Al-Quran belum lengkap untuk menjelaskan segala sesuatu, sehingga Allah masih membutuhkan bantuan manusia untuk membuat hukum yang lain selain Al-Quran? 2. Sejak kapan Hadis digunakan sebagai sumber hukum selain Al-Quran di dalam Islam? 3. Bagaimana cara menghitung (menentukan waktu shalat) –jadwal waktu shalat yang berubah-ubah dari hari ke hari– yang selama ini diikuti sebagai pedoman waktu shalat di Indonesia? Bagaimana menghitung waktu shalat termasuk berbuka puasa di daerah frigid zone, di mana pergantian waktu siang dan malamnya setiap enam (6) bulan sekali? 4. Benarkah pada peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW menjemput peritah shalat lima waktu dari semula 50 kali? Bagaimana dengan shalatnya Nabi Ibrahim? Jawab: Apakah Al-Quran Belum Lengkap Al-Quran adalah firman Allah Swt yang menjadi petunjuk bagi umat Islam. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Nabi dan Rasul untuk memberikan kabar gembira dan ancaman bagi umat manusia. Al-Quran adalah sumber hukum pertama dalam memahami hukum Islam. Sumber hukum yang kedua adalah Hadis. Al-Quran berisi hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah, akidah dan lain-lain secara lengkap. Hanya saja kalau kita ingin memahami Al-Quran secara mendetail kita membutuhkan Hadis, karena Nabi Muhammad SAW adalah Rasul yang diutus oleh Allah untuk menjelaskan hukum-hukum yang ada di dalam Al-Quran. Oleh karena itu ada beberapa hubungan antara Al-Quran dengan Hadis: 1. Hadis menjelaskan secara rinci atas apa yang yang disebutkan Al-Quran secara umum; dan 2. Hadis menjelaskan sesuatu yang belum disebutkan dalam Al-Quran. Hadis Sebagai Sumber Hukum Hadis dijadikan sumber hukum yang kedua di dalam Islam sejak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul muncul beberapa permasalahan di kalangan umat Islam, maka jawaban dari Rasulullah SAW ini menjadi pedoman bagi umat Islam untuk diamalkan. Segala perkataan dari Nabi Muhammad SAW adalah wahyu. Allah SWT berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm: 3 – 4). Pedoman Waktu Shalat Pada masa Nabi Muhammad SAW belum ditemukan jam sehingga pedoman waktu shalat dilihat dari beberapa tanda misalnya waktu shalat Subuh dimulai dengan terbitnya fajar, waktu shalat Dhuhur masuk ketika posisi matahari tepat di atas kepala, waktu shalat ashar masuk ketika panjang suatu bayangan sama dengan tinggi suatu tiang hingga tenggelamnya matahari. Alhamdulillah sekarang sudah ditemukan jam sehingga dengan mudah kita bisa mengetahui waktu. Hanya saja perlu diketahui bahwa setiap tahun Matahari itu bergeser sekitar 15 derajat ke arah utara dan selatan, sehingga kalau yang kita jadikan ukuran untuk mengetahui waktu shalat adalah jam maka dalam satu bulan waktu shalat akan mengalami perubahan. Contoh: waktu shalat maghrib minggu ini jam 17.50, maka minggu berikutnya bisa berubah beberapa menit. Tetapi kalau yang kita jadikan acuan adalah pedoman waktu yang ditetapkan Rasulullah SAW maka tidak ada perubahan karena kita langsung melihat posisi matahari. Hanya saja untuk saat ini kita agak kesulitan untuk selalu mengamati posisi matahari terutama di saat mendung. Maka untuk memudahkan cara mengetahui waktu shalat, kita bisa berpedoman pada hisab yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama. Waktu shalat dan waktu berbuka puasa telah ditetapkan dalam Islam. Adapun untuk daerah yang mengalami frigit zone seperti di kutub utara di mana waktu siang bisa sampai enam bulan demikian pula waktu malam bisa mencapai enam bulan, maka cara untuk mengetahui waktu shalat dan waktu berbuka puasa di sana bisa mengikuti waktu daerah terdekat yang memiliki waktu ideal: ada pagi, siang, sore dan malam dalam satu hari. Sehingga orang yang tinggal di kutub utara bisa mengikuti waktu shalat di Green Land atau daerah sekitarnya yang memiliki waktu stabil. Perintah Shalat dan Isra’ Mi’raj Benar, pada peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW untuk pertama kalinya mendapat perintah untuk melaksanakan shalat sehari semalam sebanyak 50 kali, kemudian diganti menjadi lima kali. Pada masa Nabi Ibrahim AS sudah ada perintah shalat hanya saja kita tidak mengetahui bagaimana tata cara shalatnya. Syariat Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad SAW itu berbeda. Adapun tata cara shalat yang kita pakai sekarang itu baru disyariatkan setelah Isra’ dan Mi’raj. Wallahu Ta’ala a’lam. SYIFATURRAHMAH